Pengantar

Mengajar seni (menggambar dan melukis ) pada anak-anak bukanlah perkara yang sulit. Sederhana sekali, sesederhana kita berjalan atau bersepeda. Kuncinya latihan dan terus latihan. Latihlah diri anda untuk bisa mengerti mereka. Mengerti artinya berpikir seperti mereka, masuki dunianya dan enjoylah bersama fantasi dan mimpi mereka. Awalnya mungkin agak sulit bagi beberapa orangtua/pengajar. Karena kita harus menanggalkan segala pengetahuan dan pemahaman kita sebagai orang dewasa. Pengetahuan dan pemahaman yang saat ini membawa kita menjadi seperti saat ini. Sungguh bukan suatu perkara mudah untuk menanggalkan kedewasaan dan atributnya. Ego sebagi orangtua yang wajib digugu dan ditiru. Orangtua yang (harus) selalu benar. Tapi jujur saat kedewasaan menguasai orang yang sudah berumur (orangtua), kita justru banyak kehilangan. Kehilangan keberanian. Keberanian untuk bermimpi dan berfantasi. Kita menjadi tumpul dan kaku. Ingat mimpi dan fantasilah yang mencipta manusia-manusia hebat seperti Einstein, Thomas Alfa Edison, Alexander Graham Bell, dan masih banyak lagi yang lainnya. Manusia-manusia hebat yang penemuan dan pikirannya mempengaruhi dunia kita berada saat ini. Pada tulisan-tulisan berikutnya, saya akan bercerita tentang pengalaman. Pengalaman saya mengajar seni lukis pada anak-anak. Banyak pengalaman dan cerita lucu yang saya dapat dari murid-murid saya. Usia mereka dari 3th sampai yang sudah dewasa, alias bapak-bapak atau ibu-ibu. Bukan untuk menggurui dan merumuskan teori pentagram. Saya hanya ingin berbagi. Saya hanya ingin menyampaikan pesan dari mereka. Pesan yang selama ini kurang atau tidak sampai kepada kita sebagai orantua. Semoga saja tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi siapa saja yang peduli pada tumbuh kembang anak-anak kita. Putra putri penerus bangsa ini.

Kamis, 24 September 2009